JAKARTA – Media Indonesia Times | Pengusaha muda asal Aceh yang kini menetap di Jakarta, Dr H Rizayati SH MM, mengaku prihatin terhadap nasib Rahmad Aulia (11), bocah cilik yang viral di media sosial (medsos) membawa ayahnya berobat ke Rumah Sakit menempuh jarak 160 Km dengan menggunakan becak motor.
Sebagaimana informasi yang diterima wartawan melalui Whatshaap (WA), Hj Rizayati Sabtu (28/1/2023) malam mengatakan, dirinya mengaku sangat prihatin kepada bocah cilik asal Kabupaten Pidie Jaya Aceh itu, setelah melihat berita di berbagai media sosial.
“Dengan kejadian ini semoga orang-orang kaya di Aceh lebih peduli dan peka kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan, seperti Rahmad Aulia yang masih berusia anak-anak berjuang membawa ayahnya yang sakit ke rumah sakit dengan becak motor menempuh jarak mencapai 160 Km,” kata Hj Rizayati.
Pengusaha nasional yang dijuluki Cut Nyak Cahaya Jeumpa ini mengajak masyarakat Aceh khususnya untuk selalu peduli kepada sesama.
“Sangat kita sayangkan Aceh yang kaya raya dengan macam-macam dan banyak orang hebat, tapi masih ada masyarakat atau anak-anak yang berjuang untuk keluarganya, seharusnya usia anak-anak seperti Rahmad Aulia itu berada di bangku sekolah, ini anak kecil yang urus ayahnya sebatang kara, tidak ada yang peduli,” sesal Hj Rizayati.
Disebutkan istri H Imran Abdul Hamid ini, kejadian bocah yang viral ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, terutama orang-orang yang mampu agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungannya.
“Jangan terulang lagi kejadian seperti ini kepada bocah-bocah kecil lainnya di Aceh,” harap Cut Nyak.
Untuk diketahui, Rahmad Aulia (11) warga Gampong Geulanggang Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya, yang viral membawa sang Ayah Berobat menggunakan bentor (Becak motor) mengandung banyak spekulasi dalam pandangan masyarakat.
Rahmad Aulia yang masih berstatus siswa kelas enam di SD 1 Ulim Pidie Jaya, Aceh ini memang patut diajukan jempol karena baktinya kepada orang tua, pasca di tinggal ibunda menghadap sang ilahi, Rahmad Aulia tinggal bertiga bersama sang kakak Humaira yang masih duduk di bangku SMP dan sang ayah yang sedang berjuang dengan sakitnya.