Banyuwangi – Media Indonesia Times | Wakil Pemimpin Redaksi jejakindonesia.id meminta seluruh media untuk meramaikan Ramadhan dengan pemberitaan media yang positif.
Hal ini disampaikan oleh wakil pemimpin redaksi media jejakindonesia.id Taufiq Tantowi dalam ngobrol bareng bersama Pemimpin Redaksi jejakindonesia.id Selamet Solichin yang biasa akrab disapa Mbah Semar di kantor redaksi Jl Kyai Harun, No.21 Kelurahan Tukang kayu, Kabupaten Banyuwangi, Jum’at (10/03/2023).
Taufiq mengatakan, “Siaran yang baik, lahir dari wartawan yang bertanggung jawab. Menjelang Ramadhan ini, mari kita semarakkan media dengan informasi yang mampu menyatukan umat,” ungkap Taufiq Tantowi.
Taufiq menjelaskan terciptanya ruang informasi yang nyaman dan aman bagi masyarakat, ditentukan oleh para wartawan dan awak media lain di dalamnya.
Oleh karena itu, ia menganjurkan bagi para saudara-saudara media satu pena, ketika menyiarkan berita maupun memproduksi konten berpegang pada surah An-Nisa ayat 114, yang penggalannya berbunyi:
…. لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ
“Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia..”
“Ketika kita berorganisasi dan berkumpul tidak ada kebaikan, kecuali orang-orang di dalamnya mau memerintahkan untuk shodaqoh. Bukan sekadar harta yang disumbangkan, namun juga ilmu dan pikiran-pikiran yang membangun,” jelasnya.
Menurut Taufiq, prinsip tersebut yang harus menjadi aturan main dalam produksi siaran, khususnya selama Ramadhan. Sebab, bukan hanya saling menghormati yang menjalankan ibadah puasa ataupun sebaliknya, akan tetapi utamanya adalah mampu menciptakan ruang damai untuk keduanya.
Hal ini dikarenakan, Indonesia terdiri dari masyarakat multikultural. Meskipun Ramadhan merupakan momen yang disakralkan umat Islam, akan tetapi jangan sampai menimbulkan perpecahan yang ditimbul dari rasa ingin dihormati selama berlangsungnya ibadah puasa.
“Yang berpuasa harus menghormati yang tidak berpuasa, begitu pula sebaliknya. Media mempunyai kekuatan untuk menciptakan ruang aman agar masyarakat mampu mempererat persatuan dan selama Ramadhan,” tegasnya.
Taufiq berharap, lembaga penyiaran mampu berkolaborasi dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat untuk menyaring isi siaran Ramadan yang berkualitas. Sehingga siaran konten yang diproduksi dapat menayangkan program yang sarat akan edukasi dan dakwah, khususnya bagi umat Muslim.
Di samping itu, dia juga mengimbau seluruh Media mampu menjaga independensi dalam penayangan program siaran Ramadhan. “Tayangan yang tidak berpihak pada satu kekuatan dan juga pihak-pihak politik tertentu, sebaiknya itu kita hindari,” tutup Taufiq