BALI – Media Indonesia Times| Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo buka puasa bersama diakhir ramadhan sekaligus merayakan malam takbiran dengan para tokoh lintas agama di Blackstone Beach Bali. Bahkan para pemuka agama hindu dari Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar membawakan meriam bambu dan beduk, untuk mengiringi gema takbir yang dikumdangkan para santri dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bali.
“Setelah pada tahun 2020 dan 2021 lalu terhalang pandemi Covid-19, dan 2022 lalu masih dalam suasana peralihan pandemi ke endemi, di tahun ini umat Islam bisa kembali merayakan malam takbiran dan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Bisa mudik, bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman. Termasuk dengan saudara sebangsa dari berbagai pemeluk agama lainnya, untuk merajut persaudaraan dalam bingkai kemanusiaan dan kebangsaan,” ujar Bamsoet usai takbiran di Blackstone Beach, Bali, Jumat malam (21/4/23).
Hadir dalam acara Bukber akhir ramadhan dan takbiran tersebut Pendeta Gilbert Lumoindong, Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana, Ketua IMI Bali Ajik Khrisna, Ketua DPD I Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah) dan lain-lain.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, di kalangan umat Islam Indonesia dikenal kalimat hubul wathon minal iman, mencintai tanah air adalah bagian dari keimanan. Al-wathon bisa dimaknai tanah air tempat hidup, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sekumpulan masyarakat yang mempunyai cita-cita bersama, mempunyai komitmen dan konsensus untuk hidup bersama sebagai sebuah kesatuan bangsa.
“Mencintai al-wathon atau mencintai tanah air berkonsekuensi kepada kewajiban untuk menjaga, merawat dan memakmurkan. Karenanya, kalimat hubul wathon minal iman menyemangati dan menjadi pengikat, menjadi pesan keagamaan yang sangat mendalam bagi umat Islam untuk berkontribusi bagi bangsa. Mewujudkan cita-cita yang ingin kita capai bersama, yaitu baldatun, thoyyibatun, wa robbun ghoffur,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamaman KADIN Indonesia ini menambahkan, baldatun, thoyyibatun, wa robbun ghoffur memiliki makna, harus menjadi bangsa yang baik, bangsa yang mulia, bangsa yang ber-peradaban, bangsa unggul tetapi tetap rendah hati.
“Bangsa yang rendah hati, adalah bangsa yang selalu menjalin silaturahmi. Merawat persatuan bangsa dengan cara memelihara kerukunan sesama warga bangsa,” pungkas Bamsoet. (*)