Gresik – Media Indonesia Times|Keluarga besar almarhum “Mbah R. Soemadi” asal Banyuwangi merayakan momen Idul Fitri 1 Syawal 1444 H di Daerah Driyorejo Kota Baru Gresik, Sabtu (22/4/2023).
Momen lebaran atau hari raya Idul Fitri menjadi momen sangat penting untuk menyambung tali silaturahmi, saling memaafkan dan menjalin hubungan baik, merajut kebersamaan dengan orang-orang terdekat, bahkan bisa meningkatkan kehangatan serta keharmonisan hubungan keluarga.
Almarhum R. Soemadi sampai saat ini sudah mempunyai sekitar 55 orang anak keturunan yang terdiri mulai dari anak, cucu, dan cicit, mereka ada yang berprofesi sebagai PNS, Guru, Arsitek, Kontraktor, Chef, Wiraswasta, Penyanyi, dan Wartawan. Ada yang rumahnya di Kalimantan, Cianjur, Bogor, Jakarta, Solo, Sidoarjo, dan Surabaya.
Hari Apriyanto anak kandung Almarhum Mbah R. Soemadi menyampaikan bahwa, moment bersilaturahmi saat lebaran dan berkumpul dengan keluarga besar merupakan salah satu diantara tradisi yang sudah sejak lama diadakan dan Insha Allah tak akan terlewatkan.
Ada Manifestasi ibadah yang perlu dipahami dan dimengerti, bahwa ada manfaat silaturahmi saat lebaran yaitu untuk tetap menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan saudara-saudara, selain itu juga dapat mendatangkan keberkahan, menambah wawasan, memperpanjang umur dan melapangkan rejeki.
“Silaturahmi selain menjaga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, hal yang tak kalah penting adalah menciptakan kerukunan dan keharmonisan masing-masing keluarga”, ujarnya.
Hari juga mengatakan, banyak hal yang perlu di komunikasikan perihal perkembangan pendidikan anak, peluang kerja anak dan problem sekitar krisis ekonomi yang menganggu belanja rumah tangga masing-masing keluarga.
Hal senada juga disampaikan oleh Rahmad Hadi Purwanto sebagai cucu dari Mbah R.Soemadi, yang juga saat ini menjadi kader Partai Gelora Indonesia dan kesehariannya menjabat sebagai Ketua RT di Simohilir Surabaya, bahwa dengan silaturahmi kita bisa membangun kebersamaan dalam suasana saling memaafkan, menjadi orang yang memiliki kemampuan untuk selalu bersyukur.
Esensi bersyukur itu sangat penting, lebih menghargai hidup yang telah diberikan oleh Allah SWT, menjaganya dengan sepenuh jiwa, menjaga kesehatan dan juga kepedulian dengan keselamatan saudara dan keluarga.
Rahmad sosok Ketua RT Simohilir Surabaya dengan semangat menambahkan ulasannya, prinsip kebersamaan itu, kekeluargaan dan kesahajaan yang tidak dapat di ukur dengan bentuk nominal atau profesi apapun, menjaga persatuan, kesatuan, keutuhan harmonisasi keluarga dalam satu gagasan, satu pandangan, satu rasa, dan satu langkah itu hal yang sangat penting.
Rahmad juga berharap dengan kegiatan silaturahmi dan saling maaf memaafkan semacam ini semoga bisa dipertahankan terus dan selalu dioptimalkan dalam rangka menjaga keutuhan, kebersamaan serta kekompakan keluarga besar Mbah R.Soemadi.
Pada kesempatan momen anjangsana di hari yang fitri (suci), Heru Eko Sucahyo cucu tertua dari almarhum Mbah R. Soemadi ikut pula menambahkan, bahwa kegiatan silaturahmi harus kita kenalkan kepada generasi anak-anak kita, supaya ikatan kekeluargaan tetap terjalin sampai turun temurun.
Sikap keteladanan orang tua menjadi sangat penting atau uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi anaknya, orang tua harus bisa menjadi figur yang ideal bagi anak-anaknya, sehingga secara tidak langsung mewariskan tongkat estafet pembentukan akhlaqul karimah sejak dini.
Tidak jarang sekarang orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan itu akan terbentuk hanya di sekolah-sekolah saja, perlu dipahami bahwasannya pendidikan di rumah meskipun sering disebut sebagai pendidikan informal, bukan berarti bisa diabaikan begitu saja.
“Tanpa keteladanan apa yang orang tua ajarkan kepada anak-anaknya akan hanya menjadi teori belaka, mereka seperti gudang ilmu yang berjalan namun tidak pernah merealisasikan dalam kehidupan”,
tuturnya.
Dalam keteladanan bersilaturahmi yang baik, tentu ada manifestasi ibadah yang harus di realisasikan sehingga nilai ibadah yang sangat besar perlu dijadikan tradisi oleh keluarga besar Mbah R. Soemadi dari masa ke masa. (Bagas)