Banyuwangi – Media Indonesia Times|tentang PT. Pasukan Jembuk – Jembuk milik Anas Juragan Angkot tidak pernah ada habisnya. Kali ini penulis akan sedikit mengulas suasana mencekam perang dingin di tubuh perusahaan yang tersohor tersebut.
Diawali dari ambisi Usman yang ingin menguasai jabatan Sekretaris di PT. Pasukan Jembuk – Jembuk, saling intai kesalahan antara Usman dan gerbongnya melawan Sekretaris yang terpilih. Ambisi Usman benar – benar menggebu setelah ia urung didapuk sebagai tangan kanan Anas Juragan Angkot di perusahaan pusat.
Cara demi cara Usman dan gerbongnya lakukan untuk menyingkirkan sang Sekretaris terpilih. Mulai dari persoalan perempuan, performa kerja dan masih banyak hal yang sengaja Usman dengungkan melalui prajurit internal maupun eksternal perusahaan.
Dua hari lalu datanglah sesosok pria paruh baya sebut saja pak Giman. Ia mengundang si anak muda dari desa yaitu Sifa. Ke dua nya pun berbincang hangat dengan disuguhkan opor ayam dan ketupat hangat. Berikut percakapannya
Pak Giman : le, Sifa gimana kabarmu kok tidak pernah ke tempat saya?.
Sifa : Iya pak Giman, Sifa bulan – bulan ini sibuk kerja lebih keras lagi buat cari modal untuk nikah. Gimana pak Giman sehat juga kan?. Ada kabar apa pak di perusahaan PT. Pasukan Jembuk – Jembuk milik Anas Juragan Angkot?.
Pak Giman : Ya itu Sifa, sekarang ini di dalam internal perusahaan sudah tidak sehat lagi. Ibarat orang kurang gizi, gizi nya itu sekarang bukan lagi makanan tapi posisi jabatan. Satu sama lain utamanya kang Usman itu sangat ambisi untuk menjadi Sekretaris utama perusahaan.
Sifa : Loh loh loh kok bisa begitu pak Giman. Berarti mereka utamanya yang berkepentingan saling intip kelemahan berarti ya pak Giman?. Kurang nyusu berarti ya pak.
Pak Giman : Ya begitu Sif, baru – baru ini aku didatangi oleh orang- orangnya kang Usman. Ia mengajak aku untuk bergabung tumbangkan Sekretaris utama perusahaan tapi aku berpikir dua kali lagi Sif.
Sifa : Begitu ya pak Giman. Ia bahkan waktu kemarin saya juga dapat informasi dari kang Dadang, salah satu pegawai Anas Juragan Angkot di pusat bahwa akan ada penempatan atau penarikan kembali di posisi pengawas perusahaan. Kata mas Dadang biar sepaham dan sejalan dengan perusahaan agar tidak jomplang jika ada evaluasi dari pengawas eksternal.
Pak Giman: Ealah dalah begitu ta dek Sifa, sambil mengerutkan lipatan kulit keriput di wajahnya. Ini sudah benar – benar tidak sehat. Saya juga kata teman kemarin sore bahwa ada gejolak yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh internal perusahaan. Eh dek Sifa, kamu sudah tahu apa belum kalau pak Usman itu doyan lo dek ke uang. Bahkan persoalan perijinan milik orang katanya dikemplang dnegan nominal puluhan bahkan ratusan juta.
Sifa : Ya biarkan sudah pak Giman, bapak fokus pada kinerja bapak sendiri saja ya. Jika persoalan Usman doyan kemplang uang orang biar pihak yang berwajib saja yang menanganinya
Sekian fiksi dari penulis. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan peristiwa. Semua hanya untuk hiburan belaka.
Veri Kurniwan ( FOSKAPDA).