Banyuwangi – Media Indonesia Times| Pemilu 2024 tidak lama lagi namun Informasi mengenai bacaleg dalam pemilu sebelumnya sangat jarang sekali dibuka dalam ruang publik hal ini justru membuat masyarakat selaku pemilih kesulitan mengenali profil, memantau rekam jejak, dan mengetahui program masing-masing bacaleg yang berujung pada kesulitan memilih pada hari pemungutan suara nanti. Informasi-informasi yang tertera pada formulir model BB.2 penting dibuka agar pemilih bisa mendasarkan pilihannya pada integritas, kualitas, rekam jejak, dan komitmen yang bisa dilacak dari profil para bacaleg yang diusung pada partai masing-masing, peserta pemilu.
Sebagai contoh, status khusus apakah bacaleg yang akan diusung partai politik tertentu adalah terpidana, mantan terpidana, atau bukan mantan terpidana dengan mudah bisa dilacak pemilih jika bacaleg benar-benar serius mengisi satu kolom dari sekian banyak kolom isian yang tertera pada formulir model BB.2 dan bersedia membukanya ke publik.
Salah satu Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Kabupaten Banyuwangi dari Dapil 8 Partai Amanat Nasional (PAN) tidak keberatan dan sangat terbuka kalau jati diri dan rekam jejaknya diketahui publik.
Taufiq Tantowi yang akrap disapa Tata, lahir pada tanggal 22-12-1984 dirinya adalah salah satu Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Kabupaten Banyuwangi dari Dapil 8 yang akan diusung oleh Partai Amanat Nasional yang akan turut berkompetisi di Pemilu 2024 yang akan datang.
Di dunia jurnalis Taufiq Tantowi cukup di kenal sebagai sosok yang suka membantu masyarakat kecil, selain itu dia juga salah satu wakil pemimpin redaksi salah satu media sekaligus Lembaga Kontrol Sosial.
Dirinya mengaku bahwa kesukaannya dekat dengan masyarat kecil karena dia sangat mengidolakan cara kepemimpinan Rasulullah. Jum’at (28/04)
Salah satu bukti nyata kepeduliannya terhadap Masyarakat, Taufiq Tantowi sering mengadakan giat baksos. Saat ini dirinya di pinang oleh Partai Amanat Nasional untuk bakal di calonkan DPRD Banyuwangi di dapil 8 yang meliputi Kecamatan Licin, Kaliputo, Giri, Wongsorejo.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi kalau bukan kita siapa lagi, sukses itu, bagaimana kita dapat berguna bagi masyarakat bukan seberapa banyak harta yang kita miliki, bagi saya seberapa banyak yang kita punya tidak akan kita bawa mati,” tegasnya. (timJI)