Mamasa – Media Indonesia Times l Pembangunan sarana prasarana pendidikan tingkat SD yang bersumber dari dana Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2023 tersendat. Akibatnya, sejumlah pengerjaan terhenti selama kurang lebih enam bulan dan bangunan tersebut sudah di tumbuhi rerumputan. Pihak sekolah yang membangun pun jadi terutang gaji tukang dan di toko material untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
“Saat ini tukang tidak bekerja karna terkendala material dan upah. Kami segan ke pemilik toko material karena sudah mengambil tapi belum dibayar. Begitu juga dengan jasa pekerja, kurang lebih enam bulan ini belum terbayarkan,” kata Kepala Sekolah SDN 005 Tabang Tatto S.Pd kepada media ini Sabtu 7/9/24.
Dijelaskannya, sejauh ini dana yang bersumber dari DAK di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mamasa baru 40 persen tersalurkan. Sedangkan pengerjaan tiga item bangunan progresnya sudah mencapai 50 persen ke atas.
“Dana baru turung termin pertama 40 persen, sedangkan pekerjaan sudah di atas 50 persen. Jadi, kita sudah ngutang sana sini. Makanya terpaksa kita hentikan untuk sementara Waktu. Padahal ini sudah bulan sembilan tahun 2024 dan kita sama-sama tahu per 31 Desember tahun 2023 dana sudah tidak bisa di gunakan lagi karena memang ada tenggang waktunya,” jelasnya.
Keluhan serupa juga di sampaikan salah seorang kepala tukang, Nardianus mengatakan, pihaknya mengeluhkan keterlambatan penyaluran anggaran DAK oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa.
“Kalau begini kami yang stres Pak, dengan dana yang baru tersalur 40 persen. Sedangkan pekerjaan kami sudah mencapai 70 persen. Belum lagi memikirkan utang di toko material dan utang pekerja,” keluhnya.
Ia hanya berharap proses penyaluran dana DAK agar di percepat dan tidak lambat prosesnya oleh pihak terkait.
Pekerjaan yang bersumber dari dana DAK tahun 2023 mengerjakan antara lain, Ruang UKS Rp.100.568.000, Ruang Guru Rp.276.085.00, Ruang Laboratorium Rp.294.128.000.
Lambannya penyaluran dana DAK tingkat SD membuat aktifis penggiat anti korupsi, Simson angkat bicara. ia mengatakan tersendatnya penyaluran DAK di Dinas Pendidikan jelas berakibat terhentinya aktifitas pekerja dalam pembangunan. Menurutnya, jika masalahnya ada di Diskbud Kabupaten, maka tidak menutup kemungkinan bukan hanya SDN 005 Tabang yang mengalami hal tersebut, tetapi di sekolah lainnya juga.
“Tidak menutup kemungkinan, persoalan serupa tidak hanya terjadi di SDN 005 Tabang. Mengingat seluruh pendidikan tingkat SD dan SMP bernaung pada kebijakan di Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kabupaten Mamasa,” kata Simson
Simson berharap Disdikbud Mamasa, fasilitator atau konsultan untuk dapat bekerja ekstra, sehingga kegiatan tidak tersendat dan dapat berjalan dengan lancer sebagaimana mestinya.
“Kalau begini kasihan pihak sekolah, mereka sampai harus memikul beban utang di toko material dan pekerja.” tandasnya
Saat di konfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kabupaten Mamasa Rusli, milih bungkam karna hingga berita ini di turungkan belum ada keterangan yang di berikan. ZUL