Seluruh wartawan Media Indonesia Times namanya masuk di Box redaksi Klik Disini Untuk Indormasi dan Hak Jawab Klik Ini.
Accept
Media Indonesia TimesMedia Indonesia TimesMedia Indonesia Times
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Politik
  • Peristiwa
  • Opini
Search
  • Advertise
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Reading: Inovasi Berkelanjutan: Siswa Asuh Sebaya Banyuwangi Raih Penghargaan
Share
Sign In
Notification Show More
Media Indonesia TimesMedia Indonesia Times
  • Home
  • Polri
  • TNI
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Olah Raga
  • Politik
  • Peristiwa
  • Opini
Search
  • Home
  • Polri
  • TNI
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Olah Raga
  • Umum
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2022 Media Indonesia Times
Media Indonesia Times > Blog > Pemerintahan > Inovasi Berkelanjutan: Siswa Asuh Sebaya Banyuwangi Raih Penghargaan
Pemerintahan

Inovasi Berkelanjutan: Siswa Asuh Sebaya Banyuwangi Raih Penghargaan

Idham Holid
Uploader Idham Holid
Share
4 Min Read

Banyuwangi – Media Indonesia Times| Program solidaritas pendidikan Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang dikembangkan Pemkab Banyuwangi kembali mendapatkan apresiasi. Kali ini dalam forum Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (PKRI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas menyerahkan langsung kepada Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah. Disaksikan oleh sejumlah menteri. Di antaranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

PKRI merupakan apresiasi bagi instansi pemerintah yang telah melakukan pembinaan inovasi dengan baik serta mampu menjaga keberlanjutannya dan melakukan replikasi inovasi pelayanan publik. Program SAS sendiri terpilih setelah melalui serangkaian evaluasi terhadap 979 inovasi dari 631 instansi yang dinilai dari kurun 2014 hingga 2023.

Adapun penilaian PKRI dilakukan pada dua kelompok, yakni kelompok keberlanjutan inovasi dan kelompok replikasi inovasi. SAS Banyuwangi meraih penghargaan pada kelompok keberlanjutan inovasi untuk kategori kabupaten.

Plt. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan RB Abdul Hakim mengatakan, SAS Banyuwangi bukan hanya berhasil dipertahankan. Namun juga terus dikembangkan hingga sekarang.

“Ini yang penting. Bahwa inovasi tidak hanya diciptakan, namun juga harus dijaga keberlangsungannya. Ke depan adalah bagaimana untuk melembagakan inovasi ini supaya praktik baiknya bisa direplikasi daerah lain,” kata dia.

Sementara itu, Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah sangat bersyukur inovasi Banyuwangi kembali mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat.

“Alhamdulillah, inovasi Banyuwangi terus mencatatkan prestasi. Penghargaan ini menjadi pelecut bagi kami untuk terus berinovasi lebih baik ke depan,” kata Sugirah.

Sugirah menjelaskan, program SAS adalah upaya pemkab untuk mendorong empati dan solidaritas di kalangan pelajar. Dalam program ini, pelajar dari keluarga mampu memberi dana sukarela ke teman sebayanya dari keluarga kurang mampu.

Berita Lainnya :  ISI Surakarta Buka Perkuliahan di Banyuwangi Tahun Ini, Pendaftaran Mahasiswa Mulai Mei 2025

Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa. Sejak diluncurkan pada 2011, saat ini SAS berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 27,71 miliar dengan menjangkau lebih dari 250 ribu siswa.

Uang yang terkumpul, secara periodik dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder siswa setempat. Seperti untuk beli baju sekolah, sepatu, tas, alat tulis, atau bahkan uang saku bagi siswa yang keuang mampu. Termasuk pula seperti membelikan kacamata hingga sepeda mini agar tidak terlambat .

“Tidak semua masalah pendidikan mampu ditangani pemerintah. Program SAS jadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan tangan pemerintah dalam membiayai pendidikan masyarakat,” urai Sugirah.

Dalam perjalanannya SAS bertransformasi menjadi Sekolah Asuh Sekolah, Sekolah Asuh Stunting, Sekolah Asuh Sampah, dan Sekolah Asuh Sungai.

Lewat Sekolah Asuh Sekolah, sekolah yang memiliki dana SAS besar akan disalurkan ke siswa kurang mampu dari sekolah lain. Sementara Sekolah Asuh Stunting sebagai program yang merangkul siswa dan guru untuk memberikan makanan bergizi bagi balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi di sekitar sekolah.

“Sejak 2023, SAS juga berkembang. Sekolah dilibatkan merawat sungai yang ada di dekat lokasinya dan mengelola sampah yang dihasilkan di sekolah. Pelibatan siswa ini sebagai bentuk pendidikan lingkungan sejak dini,” pungkasnya. (Tim)

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Berita Sebelumnya Syafaat Serahkan Buku Catatan Haji 2024 ke Tim Irjen Kemenag
Berita Baru Update Proses Sertifikasi Halal Berlanjut, Lapas Banyuwangi Terima Kunjungan Pendamping PPH

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Yang Mungkin Anda Cari :

Pemerintahan

Dilantik Jadi Pengurus Apkasi, Bupati Ipuk Dapat Mandat Kembangkan Pariwisata Daerah

17/07/2025
Pemerintahan

217 Koperasi Merah Putih di Banyuwangi Telah Terbentuk

17/07/2025
Pemerintahan

Total Omset UMKM Selama Banyuwangi Ethno Carnival 2025 Tembus Rp 1,2 Miliar Lebih

17/07/2025
Pemerintahan

Andini Larasati, Guru Difabel yang Tembus Panggung BEC 2025 dan Raih Penghargaan Harapan 1

17/07/2025
Show More
Media Indonesia TimesMedia Indonesia Times
Follow US
© 2022 PT. Media Blambangan News | Media Indonesia Times
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?