BANYUWANGI – Media Indonesia Times| Maraknya aksi demonstrasi yang terjadi di Banyuwangi akhir-akhir ini mengundang perhatian berbagai pihak. Di tengah hiruk-pikuk menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilangsungkan pada 27 November 2024, masyarakat diimbau untuk menahan diri dan menjaga ritme demokrasi agar tidak mengganggu stabilitas daerah. Dr. Hary Priyanto, Sekretaris Senat Untag 1945 Banyuwangi, menyampaikan bahwa kebebasan berpendapat memang diatur dalam regulasi, namun ada baiknya aksi unjuk rasa dipertimbangkan ulang mengingat dampak potensialnya dalam situasi politik yang sensitif ini.
“Tidak ada yang salah dalam melakukan demonstrasi atau unjuk rasa. Namun, penyelenggaraan Pilkada Banyuwangi tinggal beberapa hari lagi. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri, demi menjaga kondisi daerah yang kondusif. Mari kita tunda dulu luapan emosi sampai Pilkada 2024 selesai,” ujar Dr. Hary dalam pernyataannya.
Pandangan ini bukan tanpa alasan. Menjelang Pilkada, aksi demonstrasi yang sejatinya merupakan hak demokratis dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, demonstrasi adalah wujud suara rakyat, namun di sisi lain, aksi-aksi ini bisa dimaknai berbeda dan dikaitkan dengan dukungan atau penolakan terhadap calon tertentu. Aksi yang awalnya murni untuk menyuarakan aspirasi bisa saja ditafsirkan secara politis, memicu perpecahan, dan memperkeruh suasana. Terlebih lagi, asumsi-asumsi seperti ini berisiko menciptakan tandingan atau reaksi serupa dari pihak lain yang memiliki kepentingan berbeda.
Dalam situasi seperti ini, Banyuwangi perlu menjunjung tinggi ketertiban dan keamanan. Ini bukan berarti mengesampingkan demokrasi, melainkan upaya untuk memastikan stabilitas tetap terjaga. Semua pihak, baik itu komunitas, individu, atau institusi pemerintah, diharapkan dapat mengambil langkah preventif demi kedamaian bersama.
“Harapan ini bukan berarti menolak demonstrasi atau kebebasan berpendapat. Ini adalah ajakan untuk menjaga agar Banyuwangi tidak menjadi ‘darurat demonstrasi’ yang bisa menggangu legitimasi politik Pilkada. Pemilihan ini adalah mekanisme untuk melanjutkan kepemimpinan daerah, dan siapapun yang nanti terpilih, Banyuwangi tetap harus kondusif,” lanjut Dr. Hary.
Dalam momen penting seperti Pilkada, segala hal yang menyangkut ketertiban dan keamanan masyarakat menjadi prioritas. Menjaga stabilitas Banyuwangi adalah tanggung jawab bersama, agar daerah ini tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua warganya, tanpa gangguan konflik atau gesekan politik yang tidak perlu.
Banyuwangi butuh ketenangan, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan pemerintahan dan pembangunan daerah yang lebih baik.
Dr. Hary Priyanto
Sekretaris Senat Untag 1945 Banyuwangi