BANYUWANGI – Media Indonesia Times| Baru-baru ini beredar kabar ada 2 anak Yatim bertahan hidup tanpa pendampingan orang tua atau keluarganya di Dusun Krajan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh. Kodisi 2 anak Yatim tersebut diketahui setelah ada petugas PKH Kecamatan Singojuruh Dedy Utomo dkk, kelakukan assasment dan penharingan calon siswa Sekolah Rakyat (SR) program Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Ke dua anak Yatim tersebut kakak beradik, yang satu berinisial “CBW” usia anak dibangku SMP, dan satu lagi berinisial “NAW” usia anak dibangku SD. Karena kondisi yang memperihatinkan ditinggal orang tuanya kerja ke Bali dan tanpa pendampingan. Keberlangsungan pendidikan ke duanya terkendala, “CBW” tidak masuk sekolah lagi karena tidak ada kendaraan untuk menuju ke sekolah yang sejauh kurang lebih 3 Km dari rumah kontrakannya. Yang satu lagi “NAW” mau masuk sekolah karena dijemput oleh wali kelasnya.
Informasi memperihatinkan ke dua anak Yatim itu tertangkap oleh Tim program Sekolah Asuh Sekolah (SAS) SMPN 1 Sigojuruh yang Kepala Sekolahnya bernama Lilik Subekti. Sehingga merupakan tindak lanjut program SAS tersebut, Kepala SMPN 1 Singojuruh Lilik Subekti bersama beberapa dewan guru. Senin 5 Mei 2025, mendatangi rumah kontrakan di mana “CBW” dan “NAW” tinggal, dengan maksut memberikan bantuan/santunan yang disebutnya pemberian bantuan kebutuhan makan siang malam untuk selama 1 bulan.
Tim SAS SMPN 1 Singojuruh dalam kegiatan pemberian bantuan kepada ke dua anak Yatim “CBW” dan “NAW”, disaksikan oleh Kepala SDN 1 Alasmalang Agus Suyono. Sebagaimana informasi yang tertangkap awak media, bahwa SMPN 1 Singojuruh dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah Lilik Subekti. Menjalankan program Sekaloh Asuh Sekolah (SAS) sudah lama dan sudah ada beberapa yang jadi sasaran penerima bantuan dari program tersebut.(Invest81).