Banyuwangi – Media Indonesia Times| Ari Bagus Pranata, warga Banyuwangi yang peduli terhadap pembangunan daerah, mengirimkan surat audiensi kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Tujuannya sederhana namun penting: berdialog langsung untuk membahas masa depan Terminal Pariwisata Banyuwangi yang hingga kini belum menunjukkan kemajuan berarti.
Namun, harapan untuk bertemu langsung dengan orang nomor satu di Banyuwangi itu seolah sirna, setelah surat tersebut justru dialihkan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
“Ada apa dengan Bupati Ipuk? Apakah benar enggan bertemu dengan rakyatnya sendiri, yang dulu memilih beliau sebagai Bupati?” ungkap Ari dengan nada kecewa, Senin (12/05/2025).
Yang lebih mengejutkan, ketika Ari mendatangi langsung kantor BPKAD untuk menindaklanjuti surat tersebut, ia justru mendapati bahwa surat itu belum juga ditindaklanjuti.
“Sudah saya cek di BPKAD, kata petugasnya masih menunggu Kepala BPKAD. Surat saya masih mandek di sana,” jelasnya.
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar soal komitmen dan keterbukaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terhadap aspirasi warga. Jika komunikasi antara rakyat dan pemimpin saja tersendat, bagaimana mungkin permasalahan serius seperti stagnasi Terminal Pariwisata dapat diatasi?