Seluruh wartawan Media Indonesia Times namanya masuk di Box redaksi Klik Disini Untuk Indormasi dan Hak Jawab Klik Ini.
Accept
Media Indonesia TimesMedia Indonesia TimesMedia Indonesia Times
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Politik
  • Peristiwa
  • Opini
Search
  • Advertise
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Reading: Tour de Ijen di Warga Banyuwangi: Dari Pinggir Jalan Hingga ke Layar Kaca, Semua Bersorak
Share
Sign In
Notification Show More
Media Indonesia TimesMedia Indonesia Times
  • Home
  • Polri
  • TNI
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Olah Raga
  • Politik
  • Peristiwa
  • Opini
Search
  • Home
  • Polri
  • TNI
  • Pemerintahan
  • Hukum Dan Kriminal
  • Olah Raga
  • Umum
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2022 Media Indonesia Times
Media Indonesia Times > Blog > Umum > Tour de Ijen di Warga Banyuwangi: Dari Pinggir Jalan Hingga ke Layar Kaca, Semua Bersorak
Umum

Tour de Ijen di Warga Banyuwangi: Dari Pinggir Jalan Hingga ke Layar Kaca, Semua Bersorak

Idham Holid
Uploader Idham Holid
Share
3 Min Read

BANYUWANGI – Media Indonesia Times| Warung bakso Lesehan Hijau di Desa Sraten, Kecamatan Cluring terlihat meriah. Para pengunjung tak hanya menyantap gurihnya kuah bakso, tapi juga mengikuti serunya Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI). Mereka menyaksikan keseruan para pembalap dunia beradu cepat di jalanan bumi Blambangan.

Abdullah, sang pemilik warung, sengaja memutar siaran langsung TdBI dari chanel Youtube Kabupaten Banyuwangi. Dengan layar sebesar 32 inci, penonton dengan nyaman mengikuti aksi Jeroen Meijers dan lainnya. “Sampai empat hari kita akan nobar,” kata Abdullah.

“Sudah jadi kebiasaan. Kalau TdBI digelar, pasti kita nobar di sini. Tahun kemarin kita bahkan pakai speaker, tapi sekarang rusak,” cerita Abdullah, pemilik warung yang juga penggemar tim BRCC, tim sepeda asal Banyuwangi.

Sudah 10 tahun dilaksanakan, masyarakat Banyuwangi punya cara sendiri menikmati gelaran balap sepeda ini. Ada yang menunggu di pinggir lintasan sejak pagi, ada yang menyimak lewat layar ponsel sambil bekerja, ada pula yang sengaja datang ke lokasi-lokasi rute pembalap demi menyaksikan para pembalap terbaik melaju kencang.

Bagi warga, TdBI bukan lagi sekadar tontonan. Ini sudah jadi bagian dari ritme tahunan, event yang ditunggu-tunggu. Bahkan mereka yang lintasannya tidak dilalui pun tetap menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung.

“Saya tinggal di Kecamatan Genteng, jalan rumah saya nggak dilewati balapan. Tapi saya tetap datang ke Sraten, khusus buat nonton. Saya akan ke Ijen, melihat tanjakan langsung,” ujar Ismail, seorang guru SD yang terlihat sangat antusias.

Hal serupa dirasakan Sukirno, warga Desa Jelun, yang ikut bersorak saat konvoi pembalap melintas. “Ayo Mister! Jangan sampai disalip!” serunya sambil tertawa bersama warga lain. Di sudut lain, Agus, pedagang buah dari Siliragung, hanya bisa tersenyum meski balapan tak melewati kampungnya. “Seneng lihatnya, tapi sayang nggak lewat rumah,” katanya.

Berita Lainnya :  Kodim 0817/Gresik Gelar Penyuluhan Perikanan Dalam Rangka Kegiatan Non Fisik TMMD ke-124 di Desa Banter, Kec. Benjeng

Bagi pemerhati sosial Banyuwangi, Ir. KH. Ahmad Wahyudi, TdBI bukan sekadar event olahraga. Ada semacam energi kolektif yang tumbuh dari interaksi warga dengan kegiatan ini. “Warga rela berdiri berjam-jam di pinggir jalan, hanya untuk memberi semangat. Ini bukan perilaku biasa. Mereka ikut merasa memiliki,” ujarnya.

Ia menambahkan, efek non-material dari TdBI jauh lebih besar dari yang terlihat. Anak-anak terinspirasi, masyarakat belajar tertib dan disiplin, dan semua merasakan kebanggaan menjadi tuan rumah event internasional.

“Yang mahal itu bukan cuma nilai ekonominya, tapi nilai sosialnya. Ini menggerakkan semangat gotong royong dan membuka cara pandang baru bagi generasi muda,” tegasnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut bahwa TdBI telah menjadi bagian dari “tradisi” masyarakat. “TdBI bukan hanya sekadar ajang balap, tapi sudah menjadi peristiwa budaya. Masyarakat merayakannya dengan sukacita, dan itu menunjukkan bahwa mereka telah menyatu dengan semangatnya,” ujarnya.

Memasuki tahun ke-10 penyelenggaraan, Tour de Banyuwangi Ijen bukan lagi sekadar lomba. Ia telah menjelma menjadi bagian dari identitas. Para pembalap tak hanya disambut dengan tepuk tangan, tapi juga dengan rasa bangga dari masyarakat Banyuwangi yang menyaksikan dan merayakan dari mana pun mereka berada. (Redaksi MIT)

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Berita Sebelumnya Sarasehan Yayasan Al Ashrof Dusun Sukopuro: Wujud Kepedulian terhadap Lingkungan dan Generasi Berakhlak Islami
Berita Baru Update Saksikan Etape Terakhir Tour De Banyuwangi Ijen, Menko Zulhas: Tidak Hanya Kebanggan Banyuwangi Tapi Juga Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Yang Mungkin Anda Cari :

Umum

Hari Kesaktian Pancasila, Electricity Connect 2025 Resmi Diluncurkan, Kolaborasi Untuk Energi Tangguh dan Berdaulat

13/10/2025
Umum

Sosialisasi dan Penyuluhan Bahaya Narkoba, HIV/AIDS, Pornografi, dan LGBT Kepada Keluarga Besar TNI Kodim 0825/Banyuwangi

13/10/2025
AdvUmum

BKO Banyuwangi Ditpolairud Polda Jatim Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Kapal di Perairan Sumbawa

13/10/2025
Umum

DPMD Banyuwangi Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pelatihan Budidaya Pisang Cavendish di Villa Kemarang

13/10/2025
Show More
Media Indonesia TimesMedia Indonesia Times
Follow US
© 2022 PT. Media Blambangan News | Media Indonesia Times
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?