Surabaya – Media Indonesia Times | Heru MAKI, Ketua MAKI Indonesia Timur dan Ketua MAKI Jatim menyampaikan bahwa hasil penelusuran tim Litbang dan Investigasi MAKI Jatim, ternyata LHKPN inisial A lebih besar dari LHKPN sekelas Sekdaprov Jatim.
Dalam rilisnya, Heru MAKI juga menyampaikan bahwa LHKPN si A tersebut ternyata lebih besar juga apabila dibandingkan LHKPN Wakil Gubernur Jawa Timur, Bapak Emil Dardak.
Pasca rilis berita dugaan pemotongan “fee” dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang turun ke masjid dan Pondok Pesantren, MAKI Jatim juga tengah mengkaji kesesuaian data LHKPN inisial A dengan kajian data kekayaaan sebenarnya yang dimilikinya.
Hal ini perlu dilakukan karena MAKI Jatim menduga bahwa ada penambahan signifikan dari harta kekayaan inisial A tersebut dengan yang dilaporkan kepada KPK melalui sistem e LHKPN KPK dan diduga ada data laporan kekayaan yang sengaja ditutupi.
“Hal ini penting dilakukan karena ada rilis data “gaya hedon” inisial A tersebut ketika bisa bepergian ke Jepang dan Eropa dengan mengajak keluarganya,”ungkap Heru MAKI.
MAKI Jatim juga sangat aktif memantau semua pergerakan dana, ”follow the money” dari inisial A dan R ini, karena dimungkinkan fee tersebut dicurigai juga mengalir kepada beberapa pihak lainnya.
Saat ini tim Litbang dan Investigasi MAKI Jatim sedang melakukan pulbaket internal dengan mendatangi beberapa Ponpes dan Masjid di Jawa Timur wilayah Timur beberapa pekan ke depan, setelah itu akan dilanjutkan dengan menyasar beberapa Ponpes dan Masjid di Jawa Timur wilayah Barat.
“Ditunggu saja data yang sedang dilakukan tim Litbang dan Investigasi Jatim, yang bisa saya sampaikan, ilustrasinya ternyata “pemain” wilayah timur itu ada sendiri tetapi diduga tetap mengendorse ke mereka juga,” pungkas Heru MAKI. (Bagas)