OKI – Media Indonesia Times | Miris, kondisi SMP Negeri 8 Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kini menjadi sorotan publik. Dari luar hingga ke dalam ruang kelas, bangunan sekolah tampak jorok, berantakan, dan nyaris seperti kandang ayam.
Sejumlah warga menilai sekolah tersebut sudah bertahun-tahun tidak mendapatkan perawatan layak, meski dikepalai oleh Al Qusyairi selaku kepala sekolah. Kondisi plafon yang rusak, lantai yang retak hampir di seluruh ruangan, serta pintu sekolah yang tanpa kunci, menggambarkan minimnya perhatian terhadap sarana prasarana pendidikan.
Padahal, berdasarkan laporan penggunaan Dana BOS tahap II tahun 2024, tercatat alokasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah mencapai Rp12 juta. Temuan ini memunculkan dugaan adanya penyelewengan anggaran atau penggunaan dana yang tidak sesuai juknis (petunjuk teknis) dari pemerintah.
Salah satu wali murid yang baru mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut juga mengeluhkan adanya pungutan biaya hingga Rp600 ribu untuk pembelian seragam dan kebutuhan lain. “Katanya sekolah gratis, tapi kami tetap diminta bayar,” ujar wali murid yang enggan disebut namanya.
Jika benar demikian, maka praktik tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah Republik Indonesia yang menegaskan bahwa pendidikan dasar gratis tanpa pungutan biaya, karena seluruh kebutuhan telah ditanggung melalui dana BOS.
Laporan ini ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OKI, serta pihak pengawas pendidikan SMPN 8 Mesuji, agar segera melakukan pemeriksaan langsung di lapangan. Diharapkan pengawasan dilakukan dari bawah, bukan hanya di atas meja, agar program pemerintah benar-benar dirasakan masyarakat di tingkat bawah.
(Pengrilis: MHSIM | Editor: Redaksi Media Indonesia Times)