Surabaya — Media Indonesia Times | Pemberdayaan perempuan di Jawa Timur kembali menorehkan prestasi melalui keikutsertaan Komunitas Ojek Perempuan Jawa Timur dalam ajang Got Talent Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III yang berlangsung di Fairway Ninemall Surabaya, Jumat (31/10/2025). Kehadiran komunitas ini menjadi sorotan publik karena berhasil menampilkan potensi, keberanian, dan kreativitas perempuan dalam bidang yang selama ini dianggap identik dengan laki-laki, yakni transportasi daring.
Komunitas ojek perempuan tersebut merupakan kelompok binaan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, yang selama ini secara konsisten memberikan pendampingan dan pelatihan kepada perempuan pekerja informal. Pembinaan yang dilakukan DP3AK bertujuan memperkuat kapasitas perempuan, tidak hanya dalam aspek keterampilan ekonomi, tetapi juga dalam hal pemberdayaan diri, perlindungan sosial, dan peningkatan daya saing di era ekonomi digital.
“Kami berasal dari komunitas ojek perempuan dari berbagai aplikasi yang dibina oleh DP3AK Jawa Timur. Selain pelatihan memasak dan menjahit, kami juga dilatih teknik perlindungan diri agar lebih siap menghadapi berbagai risiko di lapangan,” ungkap Sabdo Sahono, pelatih bela diri Jepang sekaligus pembina komunitas, saat ditemui di lokasi kegiatan.
Sabdo menjelaskan bahwa keikutsertaan komunitas ini dalam ajang JSEF Volume III tidak semata untuk tampil di atas panggung, melainkan juga sebagai bentuk pembuktian bahwa perempuan memiliki kemampuan, semangat, dan daya juang yang sama besarnya dengan laki-laki.
“Melalui ajang ini, kami ingin menumbuhkan semangat teman-teman agar lebih percaya diri dan terus mengembangkan kemampuannya. Mereka sudah pernah tampil di hadapan Gubernur Jawa Timur dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, namun kali ini adalah pengalaman pertama mengikuti ajang bertema lomba,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sabdo menyampaikan bahwa komunitas ojek perempuan telah melakukan persiapan matang untuk mengikuti kompetisi di JSEF. Harapannya, penampilan mereka mampu meraih apresiasi dari masyarakat dan juri yang hadir.
“Target kami tentu ingin mendapatkan penghargaan. Apa yang kami tampilkan berbeda dari peserta lain, karena komunitas ojek perempuan merupakan hal yang unik dan belum banyak dijumpai di tempat lain. Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan mampu berprestasi di bidang apa pun,” tambahnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Willy Filosofia, penggerak komunitas perempuan dan koordinator “Srikandi IJI Women’s Event” di bawah naungan DP3AK Jawa Timur, turut memberikan dukungan terhadap para peserta. Meski tidak hadir secara langsung karena bertugas di Jakarta, Willy terus berkoordinasi untuk memastikan anggota komunitas tetap bersemangat dan kompak dalam mengikuti kegiatan.
Kehadiran komunitas ojek perempuan di JSEF Volume III menjadi simbol nyata komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan gender. DP3AK menegaskan bahwa perempuan tidak hanya menjadi penerima manfaat dari pembangunan, tetapi juga aktor utama dalam penggerak ekonomi kerakyatan melalui kreativitas dan inovasi.
Gelaran Jatim Super Exhibition Fair Volume III, dengan tema “The Biggest Premium Etalase UKM/UMKM Jawa Timur Menuju Gerbang Nusantara Baru”, menjadi wadah penting bagi berbagai sektor untuk menampilkan potensi unggulan daerah. Acara ini juga menjadi ruang bagi perempuan pelaku usaha dan pekerja informal untuk memperluas jejaring, meningkatkan kapasitas, serta mendapatkan akses terhadap peluang ekonomi yang lebih luas.
Melalui ajang ini, pemerintah daerah berupaya menunjukkan bahwa ekonomi inklusif dan berkeadilan gender bukan hanya konsep, tetapi telah diimplementasikan secara konkret di berbagai lini masyarakat. Partisipasi komunitas ojek perempuan menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, dapat menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang positif.
“Kami ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa kuat, mandiri, dan berprestasi. Harapan kami, kegiatan seperti ini terus berlanjut agar semakin banyak perempuan Jawa Timur yang berani tampil dan mengembangkan potensinya,” tutup Sabdo.
Dengan semangat “Gerbang Nusantara Baru,” Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat langkah dalam membangun ekosistem pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan. Melalui dukungan DP3AK, perempuan di berbagai lapisan masyarakat kini memiliki ruang untuk berdaya dan berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.
Keterlibatan komunitas ojek perempuan dalam JSEF Volume III menjadi bukti bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya bertumpu pada industri besar, tetapi juga pada kekuatan sosial masyarakat yang tumbuh dari keberanian, solidaritas, dan kreativitas perempuan.
Ke depan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk terus menghadirkan program dan kegiatan yang memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan, mewujudkan Jawa Timur yang inklusif, produktif, berkarakter, dan berkeadilan sosial. (Bagas)