Gambiran, Banyuwangi -Media Indonesia Times| Di bawah naungan langit Gambiran yang sejuk dan syahdu, sebuah langkah berarti telah diayunkan menuju tertibnya kehidupan keagamaan umat. Sebanyak 71 majelis taklim dari berbagai penjuru Kecamatan Gambiran kini resmi mengantongi Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Rabu (06/08/2025), Penyerahan SKT ini dilaksanakan secara simbolis di mushola Kantor Urusan Agama (KUA) Gambiran tempat sederhana yang hari itu memancarkan cahaya niat baik dan harapan besar.
Acara ini dihadiri oleh para tokoh agama, pengelola majelis taklim, serta para penyuluh yang selama ini telah menjadi pelita di tengah masyarakat. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, yang diwakili oleh Kepala Seksi Bimas Islam, Mastur, hadir menyampaikan makna spiritual dari legalitas ini.
“SKT bukanlah sekadar lembaran administrasi. Ia adalah bukti hadirnya negara untuk menguatkan jalan dakwah, untuk menata gerak pengajian agar semakin terarah dan membawa maslahat,” ungkap Mastur penuh haru.
Dalam pandangannya, majelis taklim bukan hanya tempat berkumpulnya ibu-ibu atau bapak-bapak untuk mengaji, melainkan benteng peradaban Islam yang memupuk nilai iman, takwa, dan ukhuwah. “Mereka adalah pelita umat. Dan SKT ini adalah lentera yang menuntun mereka agar tetap menyala dalam tertib dan penguatan kelembagaan,” lanjutnya. Kepala KUA Gambiran, Ghufron Mustofa, menuturkan bahwa penyerahan SKT ini bukanlah proses instan. Dibutuhkan ikhtiar, kesabaran, dan kerja sama yang sinergis antara para penyuluh, pengurus majelis taklim, dan pihak KUA.
“Kami tidak hanya menyerahkan SKT, tetapi juga menanam benih ketertiban dan kejelasan arah. Dengan SKT, setiap majelis taklim memiliki jati diri kelembagaan yang kuat dan sah di mata hukum,” ujar Ghufron.
Ia pun menyampaikan apresiasi khusus kepada Dalilatus Sa’adah, penyuluh agama Islam yang dengan penuh dedikasi memimpin proses pendataan dan pendampingan. Kerja-kerja sunyi seperti ini, menurut Ghufron, adalah bukti cinta kepada umat.
Di balik acara formal, ada gema zikir yang terasa menggema dalam hati. Para pengelola majelis taklim yang hadir tak bisa menyembunyikan rasa syukur. Beberapa bahkan menitikkan air mata haru. Bagi mereka, SKT adalah hadiah atas kesabaran dan istiqamah mereka selama ini dalam berdakwah di jalan Allah.
“Selama ini kami berjalan dengan niat. Kini kami berjalan pula dengan arah yang jelas dan landasan hukum yang sah,” ungkap seorang pengurus majelis taklim dari Dusun Lidah.
Ia berharap, setelah terbitnya SKT, akan menyusul pembinaan, pelatihan, dan dukungan dari pemerintah agar majelis taklim bukan hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi menjadi taman ilmu dan kebajikan yang membentuk generasi Qur’ani. Penyerahan SKT ini bukan akhir, melainkan sebuah awal baru. Awal dari sebuah gerakan sunyi yang ditata dalam sistem, dari ikhlas yang dibingkai dalam regulasi, dari cinta yang difasilitasi oleh negara. Di Gambiran, cahaya majelis taklim kini lebih terang, lebih terarah, dan lebih bermakna.
Semoga langkah ini menjadi amal jariyah bagi semua pihak, dan menjadi tonggak bangkitnya peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dari mushola kecil di Gambiran, menuju cahaya kebaikan yang menyinari Banyuwangi dan sekitarnya.
Redaksi MIT.